Sabtu, 18 September 2010

MANAJER SSB FC FASTE ACADEMY

ISA BENI
JAKARTA/ 5 DESEMBER 1974
ALAMAT PORIS GAGA BARU TANGERANG
TELP.088210437501
EMAIL :beniisa36@yahoo.com

Kamis, 24 Juni 2010

sekolah sepakbola terima siswa baru

Sepakbola adalah olahraga yang menyenangkan mendapatkan pemain cocok, mengembangkan konsep tim, dan membangun rasa percaya diri. Pada CSA kami mengembangkan permainan pemain melalui FUN keterampilan-bangunan. Kami memiliki kelas dan program untuk semua tingkatan kemampuan, dari pemain sepakbola serius untuk anak-anak yang senang bermain. Siswa mendapatkan cocok, belajar tentang makan sehat dan membangun kekuatan dan kepercayaan diri saat bersenang-senang. 
ssb faste academy
hub. deddy 081398780228

Jumat, 11 Juni 2010

DEDDY FASTMADHI


PENDIRI FC FASTE ACADEMY, SURATIN PS KEPULAUAN SERIBU, DIVISI 3 PS KEPULAUAN SERIBU 2009

Kamis, 13 Mei 2010

pergerakan crossing

Dalam pola 4-4-2, bagaimanapun juga, melepas crossing (umpan silang) adalah salah satu kartu truf untuk bisa mencetak gol. Kita semua tentunya mengetahui persentase gol yang dihasilkan dari crossing cukuplah besar. Hanya saja, harus dipahami bahwa bola crossing selalu bersifat ‘fifty-fifty’. Untuk bisa mengubah cross menjadi gol, barisan penyerang kita harus menang berduel dengan barisan pertahanan lawan.

Karena sifatnya yang demikian, ketika sebuah crossing hendak dilepaskan, barisan pemain yang akan menyambut bola crossing haruslah betul-betul siap di depan gawang. Disamping itu, para pemain penyambut bola cross inipun harus betul-betul berkualitas, handal dalam memenangkan bola-bola crossing. Jika tidak, seperti yang sering saya lihat, bola-bola crossing terasa sia-sia dan bahkan terkesan buang-buang bola saja. Kenapa saya bilang buang-buang bola? Karena ketika bola belum di-cross, bola itu sepenuhnya (100%) masih ada dalam penguasaan kita. Dengan melepas crossing, bola tersebut berubah menjadi bola 50%-50%, yang kemudian bisa menjadi milik kita atau milik lawan.

Sekarang, bagaimana cara menyiapkan barisan pemain untuk bisa memenangkan bola crossing? Jawabannya tidak lain adalah judul tulisan ini: pergerakan ‘ready for cross’. Ketika seorang teman dalam tim kita (outside midfielder atau outside back) membawa bola ke arah bendera, para pemain yang lain harus paham bahwa dia sangat mungkin akan melakukan crossing. Untuk itu, para pemain lainnya harus melakukan pergerakan untuk siap memenangkan bola crossing yang mungkin akan dilakukan. Pergerakan tersebut adalah sebagai berikut (untuk crossing dari sisi kiri):
Empat pemain bersiap menyambut crossing: 2 orang forward bersiap didepan gawang, 1 orang center midfielder bersiap didepan gawang tapi agak jauh (di sekitar busur), dan right midfielder / right back bersiap untuk menyambut bola cross yang jatuh ke tiang jauh.

Selalu ada kemungkinan bola cross akan dihalau keluar oleh barisan pertahanan lawan. Untuk itu, perlu ada lini kedua (second line) yang bersiap menangkap bola jika dihalau oleh pertahanan lawan. Lini kedua ini sama pentingnya dengan barisan pemain yang berada didepan gawang, bahkan lebih penting. Mengapa? Karena jika lini kedua ini tidak ada, bola yang terhalau lawan besar kemungkinannya akan tertangkap oleh pemain lawan. Dan jika itu terjadi sementara para pemain kita sedang bertumpuk di depan gawang lawan, maka serangan balik lawan yang cepat dan mematikan akan membuat tim kita ‘menangis’.

Lini kedua diisi oleh tiga pemain: center midfielder yang ada di belakang, right back / right midfielder (yang tidak berada di dekat tiang jauh), dan left back / left midfielder (yang tidak melakukan crossing). Tiga orang ini harus bersiap-siap menangkap bola yang terhalau dari gawang lawan. Pada ilustrasi diatas, lini kedua ditandai dengan garis berwarna merah jingga.

Sementara itu, dua center back mengambil posisi di garis tengah lapangan, sebagai penjamin keamanan tim terhadap serangan balik lawan.

Poin penting lainnya yang harus selalu diingat adalah, harus ada satu orang pemain yang mengambil posisi di belakang pembawa bola, dengan tujuan untuk men-support pembawa bola tersebut. Dengan adanya pemain support ini, pembawa bola memiliki dua opsi: melepas crossing ke depan gawang atau melakukan umpan jangkar pada pemain support tersebut. Opsi mana yang sebaiknya dipilih? Tentu saja suka-suka si pembawa bola. Namun sebaiknya si pembawa bola melihat keadaan. Jika di depan gawang lawan teman-temannya telah dalam posisi siap memenangkan crossing (jumlah mereka cukup dan posisi mereka juga tepat), maka melepas crossing adalah pilihan yang cukup bagus. Terutama jika sebelumnya barisan pertahanan lawan sulit ditembus dengan kombinasi umpan-umpan pendek. Namun jika didepan gawang lawan teman-temannya sepertinya tidak siap memenangkan crossing, maka melakukan umpan jangkar untuk bisa tetap menguasai bola adalah pilihan yang bijak.

Terakhir, peluang tercetaknya gol dari crossing juga tergantung dari kualitas crossing yang dilakukan. Bola crossing hendaknya diarahkan ke ruang kosong antara barisan teman-teman kita dan gawang. Namun jangan terlalu dekat ke kiper karena nanti akan dengan mudah ditangkap lebih dulu oleh kiper tersebut. Tugas teman-teman kita yang didepan gawang adalah berlari berhamburan ke arah gawang untuk menyambut bola crossing tersebut. Kalaupun bola crossing tidak bisa diarahkan ke ruang kosong tersebut, setidak-tidaknya arahkanlah pas ke posisi teman-teman kita yang ada di depan gawang. Yang jadi bencana adalah jika bola crossing jatuh di belakang teman-teman kita yang bersiap didepan gawang.

Bola crossing bisa diarahkan ke tiang dekat, ke depan gawang persis, ataupun ke tiang jauh. Ini sangat tergantung dari celah yang ada di depan gawang.

Disamping itu, bola crossing juga harus memiliki laju yang cukup kencang. Ini bisa dilakukan dengan tendangan DRIVE, bukan tendangan LOFT. Jika bola crossing melaju kencang, maka ketika disambar oleh teman kita akan menghasilkan momentum yang besar.

Karena sedemikian pentingnya kualitas bola crossing, para pemain terutama outside midfielder dan outside back harus dilatih untuk bisa menyajikan bola crossing yang ‘enak untuk disantap’. Tidak hanya itu, mereka juga harus dibiasakan untuk bisa melepas crossing dalam kondisi tertekan atau terdesak. Dan hal ini bisa dilakukan oleh para crosser terbaik dunia seperti David Beckham.

dimana mulai menekan

Salah satu hal penting yang tidak boleh lupa untuk diinstruksikan kepada para pemain di lapangan adalah dimana mereka mulai menekan bola ketika lawan menguasai bola. Dalam hal kapan mulai menekan bola, ada tiga opsi yang bisa dipilih: 1) menekan bola semenjak bola tersebut berada di daerah pertahanan lawan, 2) menekan bola semenjak bola memasuki sepertiga tengah lapangan, dan 3) menekan bola ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita. Untuk diketahui, lapangan sepakbola bisa dibagi menjadi 3 daerah: 1/3 yang terdekat dengan gawang kita disebut daerah pertahanan kita, 1/3 yang ditengah disebut sebagai 1/3 tengah lapangan, dan 1/3 yang terjauh adalah daerah pertahanan lawan.

Kembali pada pertanyaan: kapan tim kita harus mulai menekan bola yang sedang dikuasai oleh lawan? Manakah satu dari tiga opsi diatas tadi yang kita pilih?

Sebetulnya, sebuah tim bisa saja mengambil ketiga opsi tersebut dalam satu pertandingan. Hanya, masing-masing opsi harus diambil pada waktu yang tepat.

Menekan bola sejak dari pertahanan lawan biasa dilakukan: 1) pada saat sepak pojok, 2) pada awal babak pertama atau awal babak kedua, 3) saat sebuah tim tertinggal gol, terutama pada akhir babak kedua, dan 4) saat tim lawan dikenai kartu merah sehingga jumlah pemainnya berkurang.

Mulai menekan bola ketika bola memasuki 1/3 tengah lapangan adalah kondisi normal sebuah tim dalam merebut bola, karena tidak terlalu memforsir tenaga namun juga tidak terlalu pasif. Ketika tim Anda menggunakan opsi ini, biarkan saja bola dimainkan oleh lawan di daerah pertahanan mereka. Baru ketika bola masuk 1/3 tengah lapangan, kita mulai melakukan tekanan pada bola.

Sedangkan menekan bola hanya ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita biasanya dilakukan di akhir babak kedua sementara tim kita unggul dalam jumlah gol, atau jika ada anggota tim kita yang terkena kartu merah sehingga kita kalah jumlah pemain. Opsi ini juga bisa kita ambil manakala tim lawan kita pandang jauh lebih berkualitas, dan kita hanya ingin agar gawang kita tidak kebobolan. Opsi ini juga bagus untuk dilaksanakan sebagai jeda (sela) untuk rehat para pemain selama bertanding, dimana pada saat itu mereka juga bisa mengatur kembali posisi mereka masing-masing.

dimana mulai menekan

Salah satu hal penting yang tidak boleh lupa untuk diinstruksikan kepada para pemain di lapangan adalah dimana mereka mulai menekan bola ketika lawan menguasai bola. Dalam hal kapan mulai menekan bola, ada tiga opsi yang bisa dipilih: 1) menekan bola semenjak bola tersebut berada di daerah pertahanan lawan, 2) menekan bola semenjak bola memasuki sepertiga tengah lapangan, dan 3) menekan bola ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita. Untuk diketahui, lapangan sepakbola bisa dibagi menjadi 3 daerah: 1/3 yang terdekat dengan gawang kita disebut daerah pertahanan kita, 1/3 yang ditengah disebut sebagai 1/3 tengah lapangan, dan 1/3 yang terjauh adalah daerah pertahanan lawan.

Kembali pada pertanyaan: kapan tim kita harus mulai menekan bola yang sedang dikuasai oleh lawan? Manakah satu dari tiga opsi diatas tadi yang kita pilih?

Sebetulnya, sebuah tim bisa saja mengambil ketiga opsi tersebut dalam satu pertandingan. Hanya, masing-masing opsi harus diambil pada waktu yang tepat.

Menekan bola sejak dari pertahanan lawan biasa dilakukan: 1) pada saat sepak pojok, 2) pada awal babak pertama atau awal babak kedua, 3) saat sebuah tim tertinggal gol, terutama pada akhir babak kedua, dan 4) saat tim lawan dikenai kartu merah sehingga jumlah pemainnya berkurang.

Mulai menekan bola ketika bola memasuki 1/3 tengah lapangan adalah kondisi normal sebuah tim dalam merebut bola, karena tidak terlalu memforsir tenaga namun juga tidak terlalu pasif. Ketika tim Anda menggunakan opsi ini, biarkan saja bola dimainkan oleh lawan di daerah pertahanan mereka. Baru ketika bola masuk 1/3 tengah lapangan, kita mulai melakukan tekanan pada bola.

Sedangkan menekan bola hanya ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita biasanya dilakukan di akhir babak kedua sementara tim kita unggul dalam jumlah gol, atau jika ada anggota tim kita yang terkena kartu merah sehingga kita kalah jumlah pemain. Opsi ini juga bisa kita ambil manakala tim lawan kita pandang jauh lebih berkualitas, dan kita hanya ingin agar gawang kita tidak kebobolan. Opsi ini juga bagus untuk dilaksanakan sebagai jeda (sela) untuk rehat para pemain selama bertanding, dimana pada saat itu mereka juga bisa mengatur kembali posisi mereka masing-masing.