Kamis, 13 Mei 2010

pergerakan crossing

Dalam pola 4-4-2, bagaimanapun juga, melepas crossing (umpan silang) adalah salah satu kartu truf untuk bisa mencetak gol. Kita semua tentunya mengetahui persentase gol yang dihasilkan dari crossing cukuplah besar. Hanya saja, harus dipahami bahwa bola crossing selalu bersifat ‘fifty-fifty’. Untuk bisa mengubah cross menjadi gol, barisan penyerang kita harus menang berduel dengan barisan pertahanan lawan.

Karena sifatnya yang demikian, ketika sebuah crossing hendak dilepaskan, barisan pemain yang akan menyambut bola crossing haruslah betul-betul siap di depan gawang. Disamping itu, para pemain penyambut bola cross inipun harus betul-betul berkualitas, handal dalam memenangkan bola-bola crossing. Jika tidak, seperti yang sering saya lihat, bola-bola crossing terasa sia-sia dan bahkan terkesan buang-buang bola saja. Kenapa saya bilang buang-buang bola? Karena ketika bola belum di-cross, bola itu sepenuhnya (100%) masih ada dalam penguasaan kita. Dengan melepas crossing, bola tersebut berubah menjadi bola 50%-50%, yang kemudian bisa menjadi milik kita atau milik lawan.

Sekarang, bagaimana cara menyiapkan barisan pemain untuk bisa memenangkan bola crossing? Jawabannya tidak lain adalah judul tulisan ini: pergerakan ‘ready for cross’. Ketika seorang teman dalam tim kita (outside midfielder atau outside back) membawa bola ke arah bendera, para pemain yang lain harus paham bahwa dia sangat mungkin akan melakukan crossing. Untuk itu, para pemain lainnya harus melakukan pergerakan untuk siap memenangkan bola crossing yang mungkin akan dilakukan. Pergerakan tersebut adalah sebagai berikut (untuk crossing dari sisi kiri):
Empat pemain bersiap menyambut crossing: 2 orang forward bersiap didepan gawang, 1 orang center midfielder bersiap didepan gawang tapi agak jauh (di sekitar busur), dan right midfielder / right back bersiap untuk menyambut bola cross yang jatuh ke tiang jauh.

Selalu ada kemungkinan bola cross akan dihalau keluar oleh barisan pertahanan lawan. Untuk itu, perlu ada lini kedua (second line) yang bersiap menangkap bola jika dihalau oleh pertahanan lawan. Lini kedua ini sama pentingnya dengan barisan pemain yang berada didepan gawang, bahkan lebih penting. Mengapa? Karena jika lini kedua ini tidak ada, bola yang terhalau lawan besar kemungkinannya akan tertangkap oleh pemain lawan. Dan jika itu terjadi sementara para pemain kita sedang bertumpuk di depan gawang lawan, maka serangan balik lawan yang cepat dan mematikan akan membuat tim kita ‘menangis’.

Lini kedua diisi oleh tiga pemain: center midfielder yang ada di belakang, right back / right midfielder (yang tidak berada di dekat tiang jauh), dan left back / left midfielder (yang tidak melakukan crossing). Tiga orang ini harus bersiap-siap menangkap bola yang terhalau dari gawang lawan. Pada ilustrasi diatas, lini kedua ditandai dengan garis berwarna merah jingga.

Sementara itu, dua center back mengambil posisi di garis tengah lapangan, sebagai penjamin keamanan tim terhadap serangan balik lawan.

Poin penting lainnya yang harus selalu diingat adalah, harus ada satu orang pemain yang mengambil posisi di belakang pembawa bola, dengan tujuan untuk men-support pembawa bola tersebut. Dengan adanya pemain support ini, pembawa bola memiliki dua opsi: melepas crossing ke depan gawang atau melakukan umpan jangkar pada pemain support tersebut. Opsi mana yang sebaiknya dipilih? Tentu saja suka-suka si pembawa bola. Namun sebaiknya si pembawa bola melihat keadaan. Jika di depan gawang lawan teman-temannya telah dalam posisi siap memenangkan crossing (jumlah mereka cukup dan posisi mereka juga tepat), maka melepas crossing adalah pilihan yang cukup bagus. Terutama jika sebelumnya barisan pertahanan lawan sulit ditembus dengan kombinasi umpan-umpan pendek. Namun jika didepan gawang lawan teman-temannya sepertinya tidak siap memenangkan crossing, maka melakukan umpan jangkar untuk bisa tetap menguasai bola adalah pilihan yang bijak.

Terakhir, peluang tercetaknya gol dari crossing juga tergantung dari kualitas crossing yang dilakukan. Bola crossing hendaknya diarahkan ke ruang kosong antara barisan teman-teman kita dan gawang. Namun jangan terlalu dekat ke kiper karena nanti akan dengan mudah ditangkap lebih dulu oleh kiper tersebut. Tugas teman-teman kita yang didepan gawang adalah berlari berhamburan ke arah gawang untuk menyambut bola crossing tersebut. Kalaupun bola crossing tidak bisa diarahkan ke ruang kosong tersebut, setidak-tidaknya arahkanlah pas ke posisi teman-teman kita yang ada di depan gawang. Yang jadi bencana adalah jika bola crossing jatuh di belakang teman-teman kita yang bersiap didepan gawang.

Bola crossing bisa diarahkan ke tiang dekat, ke depan gawang persis, ataupun ke tiang jauh. Ini sangat tergantung dari celah yang ada di depan gawang.

Disamping itu, bola crossing juga harus memiliki laju yang cukup kencang. Ini bisa dilakukan dengan tendangan DRIVE, bukan tendangan LOFT. Jika bola crossing melaju kencang, maka ketika disambar oleh teman kita akan menghasilkan momentum yang besar.

Karena sedemikian pentingnya kualitas bola crossing, para pemain terutama outside midfielder dan outside back harus dilatih untuk bisa menyajikan bola crossing yang ‘enak untuk disantap’. Tidak hanya itu, mereka juga harus dibiasakan untuk bisa melepas crossing dalam kondisi tertekan atau terdesak. Dan hal ini bisa dilakukan oleh para crosser terbaik dunia seperti David Beckham.

dimana mulai menekan

Salah satu hal penting yang tidak boleh lupa untuk diinstruksikan kepada para pemain di lapangan adalah dimana mereka mulai menekan bola ketika lawan menguasai bola. Dalam hal kapan mulai menekan bola, ada tiga opsi yang bisa dipilih: 1) menekan bola semenjak bola tersebut berada di daerah pertahanan lawan, 2) menekan bola semenjak bola memasuki sepertiga tengah lapangan, dan 3) menekan bola ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita. Untuk diketahui, lapangan sepakbola bisa dibagi menjadi 3 daerah: 1/3 yang terdekat dengan gawang kita disebut daerah pertahanan kita, 1/3 yang ditengah disebut sebagai 1/3 tengah lapangan, dan 1/3 yang terjauh adalah daerah pertahanan lawan.

Kembali pada pertanyaan: kapan tim kita harus mulai menekan bola yang sedang dikuasai oleh lawan? Manakah satu dari tiga opsi diatas tadi yang kita pilih?

Sebetulnya, sebuah tim bisa saja mengambil ketiga opsi tersebut dalam satu pertandingan. Hanya, masing-masing opsi harus diambil pada waktu yang tepat.

Menekan bola sejak dari pertahanan lawan biasa dilakukan: 1) pada saat sepak pojok, 2) pada awal babak pertama atau awal babak kedua, 3) saat sebuah tim tertinggal gol, terutama pada akhir babak kedua, dan 4) saat tim lawan dikenai kartu merah sehingga jumlah pemainnya berkurang.

Mulai menekan bola ketika bola memasuki 1/3 tengah lapangan adalah kondisi normal sebuah tim dalam merebut bola, karena tidak terlalu memforsir tenaga namun juga tidak terlalu pasif. Ketika tim Anda menggunakan opsi ini, biarkan saja bola dimainkan oleh lawan di daerah pertahanan mereka. Baru ketika bola masuk 1/3 tengah lapangan, kita mulai melakukan tekanan pada bola.

Sedangkan menekan bola hanya ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita biasanya dilakukan di akhir babak kedua sementara tim kita unggul dalam jumlah gol, atau jika ada anggota tim kita yang terkena kartu merah sehingga kita kalah jumlah pemain. Opsi ini juga bisa kita ambil manakala tim lawan kita pandang jauh lebih berkualitas, dan kita hanya ingin agar gawang kita tidak kebobolan. Opsi ini juga bagus untuk dilaksanakan sebagai jeda (sela) untuk rehat para pemain selama bertanding, dimana pada saat itu mereka juga bisa mengatur kembali posisi mereka masing-masing.

dimana mulai menekan

Salah satu hal penting yang tidak boleh lupa untuk diinstruksikan kepada para pemain di lapangan adalah dimana mereka mulai menekan bola ketika lawan menguasai bola. Dalam hal kapan mulai menekan bola, ada tiga opsi yang bisa dipilih: 1) menekan bola semenjak bola tersebut berada di daerah pertahanan lawan, 2) menekan bola semenjak bola memasuki sepertiga tengah lapangan, dan 3) menekan bola ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita. Untuk diketahui, lapangan sepakbola bisa dibagi menjadi 3 daerah: 1/3 yang terdekat dengan gawang kita disebut daerah pertahanan kita, 1/3 yang ditengah disebut sebagai 1/3 tengah lapangan, dan 1/3 yang terjauh adalah daerah pertahanan lawan.

Kembali pada pertanyaan: kapan tim kita harus mulai menekan bola yang sedang dikuasai oleh lawan? Manakah satu dari tiga opsi diatas tadi yang kita pilih?

Sebetulnya, sebuah tim bisa saja mengambil ketiga opsi tersebut dalam satu pertandingan. Hanya, masing-masing opsi harus diambil pada waktu yang tepat.

Menekan bola sejak dari pertahanan lawan biasa dilakukan: 1) pada saat sepak pojok, 2) pada awal babak pertama atau awal babak kedua, 3) saat sebuah tim tertinggal gol, terutama pada akhir babak kedua, dan 4) saat tim lawan dikenai kartu merah sehingga jumlah pemainnya berkurang.

Mulai menekan bola ketika bola memasuki 1/3 tengah lapangan adalah kondisi normal sebuah tim dalam merebut bola, karena tidak terlalu memforsir tenaga namun juga tidak terlalu pasif. Ketika tim Anda menggunakan opsi ini, biarkan saja bola dimainkan oleh lawan di daerah pertahanan mereka. Baru ketika bola masuk 1/3 tengah lapangan, kita mulai melakukan tekanan pada bola.

Sedangkan menekan bola hanya ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita biasanya dilakukan di akhir babak kedua sementara tim kita unggul dalam jumlah gol, atau jika ada anggota tim kita yang terkena kartu merah sehingga kita kalah jumlah pemain. Opsi ini juga bisa kita ambil manakala tim lawan kita pandang jauh lebih berkualitas, dan kita hanya ingin agar gawang kita tidak kebobolan. Opsi ini juga bagus untuk dilaksanakan sebagai jeda (sela) untuk rehat para pemain selama bertanding, dimana pada saat itu mereka juga bisa mengatur kembali posisi mereka masing-masing.

taktik individual bertahan

Strategi bertahan sebagus apapun tidak akan banyak berguna jika tidak didukung oleh taktik individual yang bagus dari para pemainnya. Setiap pemain harus mengetahui dan terlatih bagaimana secara individual masing-masing dari mereka bisa bertahan.

Pertama-tama yang harus dilakukan oleh setiap pemain dalam bertahan adalah berusaha untuk memotong umpan (passing) yang dilakukan oleh lawan. Jika ini tidak bisa, hal yang harus dilakukan tergantung pada posisi pemain lawan yang sedang menerima umpan.

Jika pemain lawan tersebut dalam posisi yang dekat, maka pemain kita harus berusaha mengganggu dan merebut bola darinya begitu ia menerima umpan. Tekanlah bola secepat mungkin. Jangan biarkan ia berlama-lama memegang bola. Bergeraklah ke arahnya ketika bola masih dalam perjalanan, sehingga begitu bola sampai ke kakinya, saat itu pula dia sudah akan menerima gangguan kita. Dan sebaik-baik waktu untuk mengganggu lawan adalah ketika pertama kali dia menerima bola (saat mengontrol bola pertama kali).

Lakukan pressing dengan ketat sehingga pemain lawan tersebut kesulitan (baca: tidak bisa) untuk berbalik menghadap ke arah Anda. Jangan biarkan ia berbalik menghadap ke arah Anda. Sebaliknya, press ia dengan agresif dan berusahalah merebut bola dengan agresif, tanpa harus melakukan pelanggaran. Sebisa mungkin pula, giringlah ia menjauhi daerah berbahaya tim Anda.

Adapun jika pemain lawan yang menerima umpan berada dalam posisi yang jauh, maka pemain kita hendaknya bergerak mendekatinya untuk selanjutnya membayanginya (meng-contain). Dalam membayangi, jarak dengan pemain lawan yang membawa bola janganlah terlalu dekat karena ia akan mudah lewat. Namun juga jangan terlalu jauh sehingga ia terlalu leluasa.

Kuda-kuda yang biasa dipakai ketika membayangi adalah kuda-kuda samping. Kuda-kuda ini mirip dengan kuda-kuda kumite dalam pertandingan karate atau taekwondo. Satu kaki agak maju dan yang lainnya agak ke belakang. Tubuh menghadap serong ke depan samping. Pergerakan dilakukan mengikuti pergerakan pemain lawan yang sedang membawa bola. Jangan sampai kalah cepat.

Satu hal yang tidak boleh dilakukan adalah melakukan step-in (Jawa: njangkah) ketika lawan mengontrol bola secara closed (bola dekat dengan kakinya). JIka ini dilakukan, hampir pasti lawan yang skillful akan bisa lewat dan mengecoh. Anda baru boleh step-in untuk merebut bola pada saat bola berada agak jauh dari kakinya. Temukan celah tersebut, dan silakan melakukan step in.

Cara yang cukup praktis untuk merebut bola adalah dengan menempatkan tubuh kita diantara lawan dan bola. Selamat mencoba dan selamat berlatih.

elemen serangan

Berikut ini elemen-elemen serangan dalam sepakbola. Pertama, umpan biasa. Maksudnya adalah umpan bola bawah, yang merupakan elemen yang paling dominan dipakai dalam membangun serangan. Untuk menjamin sebuah serangan yang kuat dan tak terpatahkan, umpan-umpan harus dilakukan dengan lugas, tegas, dan akurat. Para pemain harus bergerak secara dinamis untuk mencari ruang dan melepaskan diri dari bayangan lawan, agar bisa terus melakukan umpan dari satu pemain ke pemain yang lainnya.

Kedua, umpan satu dua (one-two pass, wall pass). Ini adalah satu kombinasi umpan, yang biasanya mengejutkan dan tidak terantisipasi oleh lawan. Umpan-umpan satu dua yang dilakukan di daerah pertahanan lawan seringkali mampu menembus barikade pertahanan lawan yang sangat kuat sekalipun.

Ketiga, umpan terobosan (through pass). Umpan ini biasanya hanya dipakai di daerah pertahanan lawan, karena umpan ini tidak jarang gagal dan bisa diantisipasi oleh lawan. Namun jika berhasil, umpan ini seringkali merupakan assist bagi terciptanya sebuah gol. Dari segi arahnya, umpan terobosan ini banyak macamnya: dari tengah langsung lurus ke depan, dari tengah ke samping depan, dan dari samping ke tengah depan. Umpan terobosan bisa dibedakan pula antara umpan terobosan bawah dan umpan terobosan lambung.

Keempat, umpan jangkar. Yang disebut dengan umpan jangkar adalah umpan yang arahnya dari depan ke belakang, yang biasanya dilakukan dalam rangka untuk mempertahankan penguasaan bola atau untuk mengubah arah serangan. Umpan jangkar bukanlah sesuatu yang tabu dalam sepakbola. Yang disebut menyerang tidak harus dilakukan dengan selalu mengumpan ke arah depan. Kalau boleh diistilahkan, umpan jangkar adalah ‘mundur (sejenak) untuk (maju) menang’.

Kelima, umpan silang (crossing). Umpan silang, terutama dalam pola 4-4-2, sangatlah efektif untuk bisa menciptakan sebuah gol. Umpan silang bisa diarahkan ke tiang dekat, persis di depan gawang, atau ke tiang jauh. Bentuknya pun bisa bola bawah ataupun bola lambung (drive, bukan loft).

Keenam, umpan panjang (long ball). Dari segi arahnya, umpan panjang ada yang dari sisi tepi ke sisi depan tengah (misalnya dari pemain sisi luar ke depan gawang), dari sisi tengah ke sisi depan sayap (misalnya ke pemain sayap), atau dari belakang lurus ke depan (baik yang dilakukan di sisi tepi lapangan ataupun di sisi tengah lapangan).

Ketujuh, tembakan jarak jauh. Tembakan jarak jauh yang akurat dan keras bak geledek seringkali bisa memecah kebuntuan serangan dan merobek gawang lawan. Diantara pemain yang sangat ahli melakukannya adalah Steven Gerrard dan Frank Lampard.

Kedelapan, trik individu. Trik individu kadangkala diperlukan untuk menembus pertahanan lawan yang kokoh. Lakukanlah trik individu hanya jika tidak ada lagi cara lainnya untuk menerobos pertahanan lawan dan membobol gawang mereka. Namun ingat, lakukanlah trik individu hanya di daerah pertahanan lawan, karena memang di daerah ini kita boleh dan bahkan harus melakukan melakukan percobaan-percobaan yang berani dan kreatif. Kalaupun trik individu yang kita lakukan gagal, toh bola masih jauh dari pertahanan kita.

Kesembilan, bola mati (set piece). Bola mati tidaklah boleh diremehkan. Tidak sedikit gol-gol tercipta dari eksekusi bola mati. Diantara macam bola mati adalah sepak pojok (corner kick), tendangan bebas (free kick) dan lemparan kedalam (throw -in).

posisi

Dalam sepakbola, posisi itu ibarat rumah. Tidak harus seseorang selalu berada di rumahnya. Untuk keperluan-keperluan tertentu, ia kadang harus keluar rumah. Meski demikian, setiap hari ia harus selalu pulang ke rumahnya. Demikian pula posisi dalam sepakbola. Tidak berarti bek kiri harus selalu berada di sebelah kiri dan di belakang para pemain yang lainnya. Bahkan tidak selalu pemain sisi kanan harus selalu dan setiap saat berada di sisi kanan. Keluarnya seorang pemain dari posisinya disebut sebagai ‘out of position’ (diluar posisi).

Namun perlu diingat, seorang bek kiri meskipun kadang-kadang berada diluar posisinya namun ia adalah pemain yang harus paling sering berada dalam posisi aslinya. Jika tidak demikian, tidak perlu ada penetapan posisi dong. Lebih dari itu, posisi adalah tanggung jawab. Pemain di lapangan ibarat penjaga rumah. Jangan sampai ada maling atau perampok memasuki rumah kita sementara rumah kita sedang kosong tak terjaga karena kita tidak sedang ada di rumah. Bisa-bisa rumah kita dijarah atau bahkan dibakar habis!

Keberadaan seorang pemain pada posisinya terutama sangat penting ketika tim sedang bertahan (tidak menguasai bola). Ketidakdisiplinan seorang pemain pada posisinya, terutama para pemain belakang, akan membuat musuh leluasa menembus pertahanan untuk kemudian mencetak gol.

Pada dasarnya, seorang pemain sebisa mungkin selalu bermain pada posisi aslinya (disebut ‘on position’). Namun terkadang, seorang pemain dituntut ‘out of position’ karena beberapa alasan, misalnya untuk melakukan kombinasi umpan, variasi serangan, dan sebagainya. Kombinasi umpan seperti satu dua berganda, satu dua plus orang ketiga, overlap, dan sebagainya tidak bisa tidak menuntut mobilitas, yang tidak jarang menuntut pemain harus keluar dari sarangnya. Demikian pula variasi-variasi serangan juga penting untuk dilakukan agar serangan yang terbangun menjadi tak terduga, mengejutkan, dan sulit untuk di-intercept oleh tim lawan. Namun lagi-lagi perlu diingat, begitu tuntutan-tuntutan tersebut telah usai, hendaknya seorang pemain segera kembali ke posisi aslinya.

Menjadi penting pula untuk dipahami oleh tim, bahwa ketika ada seorang pemain ‘out of position’, hendaknya ada pemain lain yang untuk sementara menjaga posisi yang ditinggalkan, jika memang ketika itu posisi tersebut tidak boleh kosong (akan berbahaya atau tidak menguntungkan jika dibiarkan kosong).

ingat..lah!!

Menilik latihan-latihan kita sejauh ini, kita mencatat beberapa pekerjaan rumah yang harus segera kita benahi. Pertama, peningkatan kedisiplinan, yang bermakna semua anggota senantiasa datang latihan sesuai jadwal, tepat waktu alias tidak terlambat. Juga, kedisiplinan untuk membayar iuran-iuran. Tanpa keuangan yang cukup kuat, tidak banyak yang bisa kita lakukan.

Kedua, peningkatan kekuatan fisik, terutama ketahanan dan kecepatan. Ketiga, kecenderungan untuk menyebar saat bermain, tidak ’ngruwel’ bin ’mbulet’ alias ’grudhag-grudhug’. Keempat, kemampuan untuk menendang dengan keras, baik ketika mengumpan ataupun ketika menembak. Kelima, kemampuan untuk mengontrol bola dengan baik. Keenam, komitmen untuk bekerjasama ketika bermain, mengendalikan syahwat-syahwat egoisme dan individualisme. Ketujuh, kemampuan dan ketahanan untuk memainkan penguasaan bola (berusaha agar bola tidak jatuh ke kaki lawan). Terus bergerak untuk mencari ruang. Kedelapan, penguasaan berbagai variasi serangan. Kesembilan, peningkatan semangat dan daya juang ketika bermain.

Itulah sembilan pekerjaan rumah kita yang harus segera kita tuntaskan. Jika kesembilan hal tersebut bisa kita bereskan, insyaallah kita akan menjadi tim yang kuat.

lemes

Latihan pada minggu lalu betul-betul mengecewakan. Para pemain seolah-olah terlihat baru kali pertama main bola. Kualitas passing jelek dan jauh dari standar. Pergerakan macet. Tidak ada koordinasi dan kerjasama. Masing-masing pemain main sendiri-sendiri dan sangat individual. Betul-betul mengecewakan.
Padahal sebetulnya kita hanya butuh 3 hal untuk menjadi tim yang cukup bagus. Ya, hanya 3 hal. Nggak usah-neko-neko lah. Terapkan dengan disiplin 3 hal tersebut, insyallah kita akan jadi tim yang cukup bagus.
Pertama, cari ruang. Cari ruang! Cari ruang! Cari ruang! Para pemain, terutama yang berada di sekitar pembawa bola, harus selalu berada pada posisi yang terbuka untuk bisa menerima passing. Seperti kalau bermain kucing-kucingan. Lakukan ini dengan disiplin sejak menit 1 sampai menit terakhir pertandingan. Untuk bisa melakukan ini, setiap pemain harus dinamis dan senantiasa melakukan pergerakan-pergerakan. Tidak boleh hanya diam menunggu umpan. Harus proaktif. Cari ruang untuk bisa diberi umpan. Terus konsentrasi dalam melakukan pergerakan-pergerakan. Jangan pernah merasa lelah untuk melakukannya. Mudah kan? Sederhana kan?
Adapun bagi pembawa bola, kalau ada teman yang kosong dan berada pada posisi yang bagus, umpankan bola ke dia. Jangan malah bolanya dibawa sendiri merangsek ke sarang musuh tanpa bantuan yang cukup. Itu namanya cari kesulitan. Kalau bisa mudah, kenapa mempersulit diri? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Setiap kita harus percaya kepada teman kita, sebagaimana kita juga ingin dipercaya. Kalau teman kita kosong dan dalam posisi yang bagus untuk diberi umpan, kasih dia bola. Soal dia nanti ternyata gagal mengolah bola, itu bukan soal. Setiap orang berpotensi untuk melakukan kesalahan. Yang penting kita sudah bertindak yang benar dari sisi strategi dan taktik bermain bola. Ngerti nggak? Paham nggak?
Kedua, menyebar, merentang. Jaga jarak antar pemain. Jangan bermain terlalu rapat. Manfaatkan luas lapangan. Kenapa sih? Jawab: untuk mengurangi pressing lawan pada tim kita, sehingga kita bisa memiliki ruang-ruang yang cukup leluasa untuk bisa memainkan bola. Hindari berkerumun. Lakukan ini sepanjang pertandingan, kecuali pada satu keadaan: ketika kita bertahan di kotak pertahanan kita (dimana kita boleh berkerumun untuk menciptakan compactness). Bisa dimengerti kan? Gini aja kok sulit amat sih?
Ketiga, agar hal kedua diatas bisa berjalan baik, kita harus bisa menendang bola dengan keras dan mengontrolnya pula dengan baik. Jangan ada yang nendangnya kluthak-kluthik. Mak kluk. Lembek tak bertenaga. Nggak nyampe ke sasaran. Kalau masih begitu sih… jangan berharap kita bisa bermain bagus. Terus sebagai tambahan, dalam permainan utamakan bola bawah (menyusur tanah) karena bola bawah lebih mudah dikontrol. Baru kalau kita perlu melewatkan bola diatas lawan atau nendang dengan jarak yang jauh, kita boleh pakai bola lambung. Ngerti kan?
Sudah. Tiga itu saja. Nggak usah neko-neko lah. Kalau kita sudah bisa tiga itu saja, insyaallah permainan kita sudah lumayan. Tidak memalukan lah. Ayo, kita pasti bisa!

BERMAIN TOTAL

Dalam permainan, kita bersebelas ditambah beberapa orang cadangan. Kita menerapkan pola bermain all out. Setiap yang turun dalam permainan harus bekerja all out. Tidak boleh ada lemes. Setiap pemain harus bermain sekuat dan segiat mungkin. Nah, kalau yang bersangkutan kecapekan atau terlihat kecapekan maka ia akan diganti. Sederhana kan? Hanya dengan cara seperti ini tim kita akan berkembang bagus.
Diantara cara bermain yang sudah ditetapkan adalah setiap pemain harus senantiasa melakukan pergerakan untuk bisa mencari ruang. Ini harus dilakukan terus-menerus selama ia bermain. Tanpa pernah boleh berhenti. Nah, untuk bisa melakukan hal ini tentu saja dibutuhkan konsentrasi penuh sepanjang permainan, dan juga fisik yang bagus. Tanpa kekuatan fisik alias stamina yang prima, tidak mungkin seorang pemain bisa terus bergerak dengan penuh semangat.
Seperti apapun kondisi fisik seorang pemain, begitu ia diturunkan ia harus terus bergerak dan bergerak dengan penuh semangat. Cari ruang dan cari ruang dengan penuh antusias. Sampai kalau yang bersangkutan sudah terlihat kecapekan, ia harus diganti oleh pemain cadangan.

COACH

DRIBBLING

Dribbling
Artikel di sini halaman bertujuan menolong anda melatih pemain anda pada ilmu seni dari giring – berlari dengan bola pada foot mereka, mengalahkan pemain dengan keterampilan dan langkah mereka. Ini adalah salah satu keterampilan inti dari permainan dan kita melihat kepada denda rincian ilmu pengetahuan tentang teknik yang memerlukan giring seperti Ronaldo atau Stanley Matthews. beberapa permainan dan latihan untuk menolong pemain anda menjadi nakhoda orang yang menggiring bola
• Pelantasan! - Ini adalah satu dril didisain untuk meningkatkan keterampilan giring dan mengambil pemain untuk mempertahankan mereka mengepalai pada waktu yang sama. Ini gampang untuk membangun dan ria untuk lakukan. Anda memerlukan tiap-tiap alat permainan untuk mempunyai satu bola dan sebanyak kerucut seperti alat permainan.

• Ambil wingers anda menggiring - Kalau anda memperhitungkan orang-orang lebar anda keterampilan giring dapat lakukan dengan beberapa menyempurnakan, ada beberapa area dapat anda kerjakan untuk meningkatkan efektivitas.

• Ambil Di Dalam Peralatan Mekanis dari Giring - Seni dari giring dasar telah diuji pada emisi sebelumnya. Saya pasti alat permainan anda sedang melemah jalan dalam perjalanan untuk sekolahkan, lampu pemukulan menempatkan dan pohon dan "skilling up" kawan mereka. Sekarang ini adalah waktu untuk mengajari mereka untuk menghindarkan merempuh dan gadungan penggunaan langkah untuk membuka pertahanan,

• Bagaimana caranya Melatih Seni dari Lawan Pemukulan - Mengalahkan satu lawan adalah satu keterampilan penting untuk mengajari alat permainan anda, katakan Tony Carr, Direktur west ham united.

• Bagaimana Memburu Peluru Sepakbola Menolong Konsentrasi Alat Permainan - Sesi terbaik adalah ketika yang anda dapat makin alat permainan anda untuk mempergunakan keterampilan mereka, ilmu pengetahuan tentang teknik, kebugaran dan paling diantara semua konsentrasi mereka dari sabda pergi.

FC FASTE ACADEMY WHITE JERSEY

FC FASTE ACADEMY RED JERSEY

FC FASTE ACADEMY U-16 YONIF 203

FC FASTE ACADEMY U-13 SEMANAN KALI DERES

FC FASTE ACADEMY U-13 YONIF 203

FC FASTE ACADEMY U-12 PRA DANONE

FC FASTE ACADEMY U-10 YONIF 203

FC FASTE ACADEMY U-10

FC FASTE ACADEMY U-8

FC FASTE ACADEMY U-12 PRA DANONE

FC FASTE ACADEMY U-12 PRA DANONE

FC FASTE ACADEMY U-12 SEMANAN KALIDERES

KELAS PENJAGA GAWANG

DANU (KEL.1996)